Kawan, sebagai
remaja, mari kita sedikit berbicara tentang cinta. Sedikit mendengar opiniku
dan berkomentarlah pada dirimu sendiri dan pada diriku, tentunya secara
obyektif kawan. Sebelumnya aku sampaikan kepadamu bagaimana aku menuliskan
artikel ini dari pikiranku. Alasan pertama adalah saat aku dan temanku
membicarakan tentang pernikahan yang tidak diawali dengan pacaran, yang dikenal
dengan ta’aruf, dan alasan yang kedua saat aku berfikir tentang bagaimana
kecocokan itu bisa ditemukan, dan pada akhirnya aku menuliskan artikel ini.
begitulah kurang lebihnya artikel ini aku buat.
Cinta, satu kata
yang sering kita dengar dan sesering itu pula cinta menyampaikan definisinya
yang berbeda, namun pada umumnya kata cinta itu menyampaikan rasa nyaman dan
rasa melindungi satu sama lain. Sungguh indah kawan makna cinta jika kita
berpendapat cinta seperti itu, namun marilah sesaat kuajak kalian berfikir
terbalik tentang cinta yang sering kita agungkan (bahkan diriku juga meng-agungkannya).
Saat cinta itu
hanya sebuah ketertarikan dan rasa penasaran dalam diri kita, dalam hal ini
pria (karena aku seorang pria, aku rasa bagi seorang wanita juga tidak jauh
berbeda). Pertama kita melihat seorang wanita yang langsing dengan bagian dada
dan pinggul yang sedikit melebar dengan proporsional, dengan kulit kuning
langsat dan hidung mancung , mata lentik dengan senyum lesung pipit, maka
pikiran pertama yang ada dalam otak kita adalah cantik bukan cinta (#egoisme nomer
satu # mulai muncul, kamu memandangnya tanpa peduli apa yang dia rasakan, terlebih
jika wajah muka pengenmu ketara banget. Hehe ).
Mendekati masa
PeDeKaTe atau istilah awamnya adalah pendekatan kepada cewek manis yang kamu
liat tadi, maka kamu akan mencoba memberikan perhatianmu padanya dengan sepenuhnya. Mulai dari sms untuk
selalu ngingetin makan, sms iseng yang mengingatkan untuk mandi biar kelihatan
cantik meski kamu yang sms belum mandi. Semua itu dengan harapan agar
perhatiannya juga tertuju padamu (#egoisme kedua# kamu ingin perhatiannya sepenuhnya untukmu,
padahal masih banyak hal yang harus diperhatikannya, belum juga termasuk cowok –
cowok lain yang berharap perhatiannya. Maka sudah seharusnya aku katakan kamu
egois wahai cowok).
Memasuki masa
pacaran , tentunya setelah kamu nembak dia dengan atau tanpa kejutan yang
penting nampak romantis. Masa pacaran ini adalah tingkat keegoisan yang
tertinggi dari semua tingkat keegoisan yang cowok miliki, mari kita
menjelajahinya. Saat kamu sudah berpacaran dengannya, maka kamu akan mencoba
untuk selalu mengantar dan menjemputnya masih baik dari sisi sini, kemudian
tahap selanjutnya kamu minta cewekmu untuk berpegangan erat ke kamu (istilah
mudahnya “nyabuk”) (#egoisme ketiga# dengan nyabuk tujuanmu adalah agar orang
lain tahu bahwa cewek itu adalah milikmu, di sisi lain biar dadanya nyentuh ke
punggungmu – enak kan, emang enak kok meski itu memang bentuk egoisme kita – meski
terkadang si cewek tidak mau kamu masih sering memaksa dan mendesaknya,
tidakkah kau sadar bahwa kita egois).
Egosime belum
berakhir dalam tahap berpacaran, egoisme selanjutnya adalah kamu mulai bertanya
temen yang cowok itu sapa namanya, kalau yang itu siapa namanya, dan munculnya egoisme
adalah saat kamu mengatakan jangan deket – deket sama dia aku cemburu. Nah !
pada tahap ini (#egosime ke-empat# tahukah kamu cewek akan menurutinya karena
dia menginginkan kamu selamnya untuk menyayanginya padahal di titik ini kamu mulai menutup
potensi dirinya dengan membatasi areal pertemanannya, kamu tidak tahu bahwa
orang yang kamu larang untuk di dekati olehnya memiliki potensi yang bisa jadi
lebih besar darimu atau mungkin yang tidak kamu punya untuk mengembangkan
potensi pacarmu tentunya dengan diskusi – diskusi yang tidak mungkin sering
kamu lakukan. Jika jujur yang sering kamu lakukan adalah cerita – cerita ringan
yang bisa membuat tersenyum tanpa mengembangkan potensi cewekmu, hanya agar dia
nyaman dan betah pacaran denga kamu, tidakkah kita egois).
Setelah pasang
maka akan datang surut, semua akan terjadi kebalikannya dalam berpacaran saat
mendekati masa putus. Ilustrasi untuk kasus ini adalah sebatang rokok, yang
kita bakar, kita hisap, saat tinggal punting kita buang (sadis banget). Titik ini
adalah titik kalian putus, tentunya kejadian sebeleumnya adakah pertengkaran –
pertengkaran kecil yang kemudian membesar gak karuan dan endingnya putus.
(#egoisme kelima# saat semua sudah gak bisa menyenangkanmu, dengan alasan kita
gak cocok. Berapa sich ketidak cocokanmu dibandingkan kecocokanmu selama berpacaran,
jika selama berpacaran 60-100% tiap kali kamu ketemu dia kamu cemberut dan
ngomel – ngomel gak karuan itulah ketidak cocokan. Namun saat 60-100% kamu
ketawa – ketiwi kayak dapat hiburan, omong kosong kamu membuat alasan bahwa
kamu dan cewekmu tidak cocok. Egoism ketidak cocokan inilah yang kemudian kamu
nyatakan sebagai alsan kamu putusin cewekmu, biasanya dia nangis – nangis loh
gak kasian ya !. secara sadar ataupun tidak kita juga udah menghianati
keinginan si cewek pada egoisme ke-empat yang aku garis bawahi).
Nah itulah tadi 5
keegoisan cowok yang sering terjadi dalam berpacaran, umumnya sich cewek bisa
menerima 1 – 4 sikap egois dari cowok. Namun tidak untuk yang kelima, padahal
tanggung banget kan, coba bisa nerima ke 5 sikap egois itu, nilai sempurna deh
buat tuch cewek. Nah buat para cewek yang baca artikel ini, jangan sampek
menjustice cowok itu egois banget ya, cewek juga punya egoism lho yang gak
disadari, juga gak aku tulis disini. Cewek itu hampir sama kayak cowok, tapi
kebanyakan pada gak sadar dengan sikap egoism dirinya, kayak cowok – cowok yang
gak nyadar baca sifat mereka dalam berpacaran di artikel ini.
Categories:
@Bo'o_ zone, salam damai dan cinta :-)
bagiku cinta itu adalah cinta .....hehehe....